Ruang Oikumene RSUD Liun Kendage Diresmikan: Simbol Harmoni Iman di Pusat Layanan Publik

Sangihe631 Dilihat

MONITORSULUT,Sangihe– Pemerintah Kepulauan Sangihe kembali menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas dalam pelayanan publik. Kamis (24/4/2025), Bupati Michael Thungari meresmikan Ruang Ibadah Oikumene dan Mushola di RSUD Liun Kendage Tahuna, sebuah langkah progresif yang memperlihatkan bahwa rumah sakit tak hanya menjadi tempat penyembuhan fisik, tetapi juga pemulihan spiritual bagi seluruh kalangan.

Didampingi Wakil Bupati Tendris Bulahari, peresmian ini turut dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, jajaran kepala dinas, dan pegawai rumah sakit.

“Pembangunan Ruang Oikumene ini mencerminkan semangat toleransi dan kasih di tengah masyarakat kita yang majemuk,” ungkap Thungari dalam sambutannya.

“Kami ingin rumah sakit menjadi tempat yang ramah iman, tempat semua orang bisa mendekatkan diri kepada Tuhan, tanpa memandang latar belakang agama,” tambahnya.

Ruang Ibadah Oikumene yang dirancang untuk bisa digunakan lintas denominasi Kristen dan Mushola untuk umat Muslim, menjadi bagian dari program Sabta Membara, yang salah satu fokusnya adalah memperkuat nilai religius dan kesejahteraan batin masyarakat.

Thungari menambahkan, bahwa fasilitas keagamaan di ruang publik bukan sekadar simbol, tetapi juga bentuk nyata dari perhatian pemerintah terhadap kebutuhan spiritual masyarakat.

“Di saat kita menghadapi sakit dan duka, kehadiran ruang ibadah dapat menjadi sumber kekuatan dan ketenangan,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Liun Kendage, dr. Aprikonus Loris, menyampaikan rasa syukur atas dukungan Pemerintah Daerah serta partisipasi seluruh pihak rumah sakit yang telah mewujudkan ruang ibadah yang inklusif ini.

“Kami percaya bahwa pelayanan kesehatan yang paripurna tidak hanya menyentuh tubuh, tapi juga jiwa. Ruang Oikumene dan Mushola ini adalah bagian dari visi pelayanan yang utuh dan manusiawi,” ungkap Loris.

Peresmian ini juga menegaskan bahwa RSUD Liun Kendage bertransformasi menjadi rumah sakit yang tidak hanya responsif terhadap kebutuhan medis, tetapi juga kebutuhan spiritual masyarakat, sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dianut masyarakat Sangihe. (Moy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *