Wawali Mor Bastian Berdoa Secara Live Streaming di Channel Youtube

Wakil Walikota Manado Mor Dominus Bastian Saat melakukan Live streaming di Youtube

Wakil Walikota Manado Mor Bastiaan berdoa secara live streaming di Channel https://www.youtube.com/c/damailahindonesiaku dihadapan 19.000 viewer pada hari Jumat, 3 April 2020 dalam acara
“ Wake Up call “(End) “ THE LAST CALL “

Bersama Pdt Rubin Adi A ( ketum GBI), Pdt Niko Njotorahardjo ( GBI Gatsoe), Pdt Petrus Nawawi ( GKPB), Pdt Budi Setiawan ( Abbalove ), Pdt Victor Faraknimela ( Nederland ), Serta TIM DAMAILAH INDONESIAKU

Hari-hari terakhir ini banyak orang mengalami kekuatiran dan ketakutan, sejak Indonesia dinyatakan telah terpapar dengan Virus Corona.

Bagaimanakah sikap kita terhadap wabah ini?

Alkitab menggambarkan melalui pengajaran Yesus, kisah tentang membangun rumah di atas dua macam dasar yang berbeda, serta angin dan banjir yang melandanya. (Matius 7:24-27). Prinsip penting dalam nats ini adalah melakukan Firman Allah, Bukan seberapa banyak mengetahui atau mempelajari Firman Allah. Mengetahui dan mempelajari banyak Firman Allah belum tentu berarti pasti melakukannya. Kata ‘hujan’, ‘banjir’, dalam nats ini melukiskan tentang masalah, persoalan, kesulitan yang sedang terjadi. Virus Corona yang melanda dunia dan Indonesia saat ini, merupakan masalah global yang sedang terjadi, sehingga telah menjadi pandemi.
Setiap orang yang mendengar Firman Allah dan melakukannya, mereka jugalah yang disebut membangun rumah di atas batu.

Bagaimana hal ini diterapkan dalam keluarga?,

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah menghimbau masyarakat untuk sekolah, bekerja dan beribadah di rumah demi untuk menghindari penularan COVID-19.
Selama ini kesibukan sering menyita waktu dalam keluarga, sehingga waktu bersama keluarga sangat minim. Tetapi saat ini, merupakan waktu yang penting, ada banyak waktu di rumah.

Apa artinya menjadi pelaku Firman?

• Seorang suami/bapa sebagai kepala keluarga hari-hari ini dituntut untuk melakukan perannya sebagai imam, nabi dan kepala bagi keluarganya, memimpin ibadah bersama istri dan anak. Mengasihi istri, seperti Kristus mengasihi jemaat, menjadi figur teladan, mentor bagi anak. Saat seorang ayah memimpin mezbah keluarga, saat itu ia sedang menegakkan otoritasnya sebagai seorang imam untuk keluarganya. (Efesus 5:25)
• Bagi seorang istri/ibu, hari-hari seperti ini merupakan waktu untuk merenungkan perannya selama ini, apakah telah dijalankan secara maksimal sebagai penolong, pendamping, penghibur/penopang bagi suami dan anak?
• Bagi seorang seorang anak, ini adalah waktu untuk melakukan introspeksi; seberapa alkitabiahnya hubungan kita selama ini dengan kedua orangtua.

Adanya banyak waktu untuk berada di rumah akan merupakan saat yang indah bila hubungan dalam keluarga selama ini baik. Tetapi justru merupakan siksaan, pergumulan berat, apabila hubungan satu dengan yang lain sedang bermasalah.
Melakukan Firman merupakan cara untuk menyelesaikan masalah, merendahkan diri satu dengan yang lain dan meminta maaf dan saling mengampuni. (Matius 6:14-15).
Melalui kebersamaan saat ini, merupakan waktu yang indah untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam kelurga.

Saat ini merupakan ‘Wake Up Call’ bagi keluarga untuk membangun kembali dan menjalankan fungsi sebagai institusi rencana Allah dinyatakan. Melalui mezbah keluarga, beribadah bersama dengan keluarga, mengundang hadirat Allah hadir dalam keluarga. Kita tidak tahu untuk berapa lama kita tidak dapat beribadah bersama, karena itu ibadah keluarga merupakan hal yang sangat penting. Tuhan mau pakai keluarga sebagai pembawa kabar baik, pembawa api Pentakosta Ketiga dalam goncangan ini.

Mari kita sama-sama berdoa agar wabah ini cepat berakhir, namun terus bangun benteng pertahanan rohani dengan memperkuat ibadah bersama dalam keluarga.

TUHAN MENGASIHI KITA SEMUA, TUHAN MENGASIHI KOTA MANADO, TUHAN MEMBERKATI, HALELUYAH!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *