“Torang Samua Basudara” bentuk toleransi HAM di Bitung

MONITOR SULUT, BITUNG – Walikota Bitung hadiri  Festival HAM 2016 yang digelar Internatonal NGO Forum On Indonesia Dervelopment (INFID) di Bojonegoro Jawa Timur, Jumat (2/12).

Pada festival tersebut Walikota Bitung Maximiliaan J Lomban mempresentasikan tentang strategi dan kebijakan yang digunakan dalam Penanganan toleransi Hak Asasi Manusia (HAM) yang ada di Kota Bitung.

“Dalam rangka menjaga hak dan kebebasan keyakinan antar umat beragama maka Pemerintah Kota Bitung memiliki strategi dan kebijakan tersendiri. Seperti diantaranya peningkatan koordinasi pemerintah daerah dengan tokoh-tokoh agama dan pemangku kepentingan, serta peningkatan kualitas kehidupan, budi pekerti guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat kota” tutur Lomban.

Lomban juga menambahkan, salah satu bentuk toleransi HAM yang ada di Kota Bitung yaitu seperti pelaksanaan hari raya beragama. Masing-masing pemeluk agama saling menghormati, yaitu dengan cara melakukan pengamanan disetiap kegiatan ibadah yang dilakukan secara bergantian. Apabila umat muslim yang merayakan hari raya maka umat kristiani yang akan bertugas menjaga keamanan disekitar rumah ibadah, demikian pula sebaliknnya. Hal tersebut dilakukan masyarakat Bitung sesuai dengan semboyan “Torang Samua Basudara” (kita semua bersaudara).

“dalam implementasinya apabila ada perbedaan pandangan dan pendapat antar umat beragama maka akan diselesaikan dengan cara musyawarah juga kekeluargaan” Ujar orang nomor satu di Bitung.

Sembari itu, Lomban menuturkan bahwa HAM bukan hanya dipegang oleh pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin sudah seharusnya berani dalam mengambil keputusan beserta dengan konsekuensi yang ada. Hal tersebut dapat meminimalisir gesekan masyarakat yang heterogen dan menangani ekstrimisme, juga merawat toleransi dalam wujud menyatakan komitmen menjadikan Kota HAM. (TimMSl)