Monitor Sulut, Manado – Direktur Utama Rumah Sakit Kandou Dr Maxi Rondonuwu menyampaikan bahwa pihak RS tidak Pernah melakukan pembiaran Terhadap pasien yang ada di rumah sakit seperti Yang dialami pasien rujukan asal Tobelo.
Menurut Rondonuwu pasien tersebut dirujuk ke RS Kandou Karena Ada masalah kesehatan yang cukup serius dan pihak RS melakukan perawatan dan setelah Di lihat Ada perubahan pihak RS menjadwalkan operasi.
Sesuai jadwal Dari dr Anastesi Akan melakukan operasi Senin 8 Mei pagi. “Tetapi Hari jumat pasien kejang-kejang dan Mengalami Preeklamsia, coba dilakukan langkah medis namun tidak bisa,” ucap mantan Kadis Kesehatan Provinsi Sulut ini.
Seperti diketahui Seorang perempuan asal Tabelo Halmahera Utara yang tengah mengandung meninggal di Rumah Sakit Kandou Manado Senin, 8 Mei 2017. Keluarga menyebut, mereka telah sebulan dirujuk ke RS tersebut namun tak kunjung mendapatkan penanganan.
Destinus Kalibatu, suami dari perempuan yang bernama Henty Toweka itu menyebut bahwa istrinya tersebut mengandung dengan perkiraan umur sembilan bulan tiga hari.
Ia adalah pasien kelas II BPJS yang sebelumnya dirujuk dari RS Tobelo Halmahera Utara pada 8 April 2017. “Saya sudah minta dokter mengambil tindakan operasi meskipun dengan segala risiko. Namun tidak juga dilakukan hingga istri dan calon anak saya meninggal,” kata Destinus.
Terpisah, manajemen RS Kandou Manado membantah jika mereka tak memberikan pelayanan medis terhadap keluarga asal Tobelo tersebut. Dari pemeriksaan medis disebutkan bahwa usia kandungan dari ibu tersebut baru delapan bulan.
“Usia kandungannya baru berusia delapan bulan, jadi berisiko jika dilakukan operasi,” kata Kepala Seksi Bagian Medik RS Kandou Hanry Takasenserang. (Ym)