Pringati Hari Ibu dan Bela Negara, Pj Bupati Minahasa Singgung Peran Sentral Perempuan Dalam Perjalanan Kemerdekaan RI

Tondano- Pj. Bupati Minahasa Dr. Noudy R.P. Tendean, SIP, MSi menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ibu ke-96 dan Hari Bela Negara ke-76 di Kabupaten Minahasa pada Senin, (23/12/2024 bertempat di Halaman Kantor Bupati Minahasa, Tondano.

Upacara yang diawali dengan penjemputan Inspektur Upacara oleh Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Agustivo Tumundo, SE, MSi selaku Perwira Upacara, dilanjutkan dengan laporan Komandan Upacara Camat Tondano Utara Thelma Torar, S.Sos dan Pengubaran Sang Merah Putih oleh Paskibraka Minahasa ini.

Kegiatan upacara turut dihadiri oleh jajaran Forkopimda, meliputi Ketua DPRD Minahasa Drs. Robby Longkutoy, MM, Wakapolres Minahasa Kompol Fenti Kawulur, Kasdim 1302 Minahasa Mayor Inf. Daeng Pasaka, Sekretaris Daerah Dr. Lynda D. Watania, MM, MSi, mewakili Ketua Pengadilan Agama Tondano Nuraini Thayeb, SE, Ketua Dharma Wanita Persatuan Minahasa Ny. Meity Tanor-Pangkerego, SE, para Asisten, Staf Ahli, Kepala Perangkat Daerah, Camat dan para ASN serta THL Pemkab Minahasa.

Dalam amanat Inspektur Upacara, Pj. Bupati Noudy Tendean membacakan sambutan tertulis Presiden RI Prabowo Subianto dan sambutan Menteri PPPA RI Arifatul Choiri Fauzi.

Disampaikan Bupati Tendean, Peringatan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2024 yang mengangkat tema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045” untuk mengenang betapa agung dan mulianya peran perempuan dalam membangun fondasi bangsa ini.

“Sekaligus mengingat betapa para perempuan Indonesia telah turut berjuang, mewujudkan kemerdekaan dalam semangat pergerakan yang setara dan berkeadilan,” urai Bupati.

Lebih lanjut Tendean menyampaikan, salah satu titik perjuangan pergerakan perempuan di masa pra kemerdekaan dan menjadi tonggak sejarah tersendiri adalah ketika diselenggarakaannya Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928, di Yogyakarta.

“Momentum bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno, yang dinamakan Hari Ibu. Inilah yang membedakan Hari Ibu di Indonesia dengan peringatan “Mother’s Day” di beberapa negara di dunia,” lanjutnya.

Tendean  juga mengajak para perempuan untuk meyakini bahwa pemenuhan hak dan kesetaraan akan mengantarkan para perempuan untuk dapat berjalan bersama-sama, serta menjemput kesempatan yang sama untuk turut berpartisipasi dalam Pembangunan bangsa.

“Bahwa ruang untuk berkontribusi adalah milik semua. Keyakinan ini tentunya sangat esensial bagi kemajuan Indonesia, karena perempuan mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia. Maka kemajuan perempuan dan partisipai perempuan dalam pembangunan akan menentukan pula kemajuan Indonesia,” tegasnya.

Dalam hal peringatan Hari Bela Negara ke-76, Bupati Tendean yang membawakan sambutan Presiden Prabowo Subianto mengingatkan kembali perjuangan para pahlawan yang telah berkorban dalam mempertahankan kedaulatan negara. 

“Peringatan Hari Bela Negara ini, merupakan momen untuk mengenang peristiwa bersejarah Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948. Dalam peristiwa tersebut, para pejuang Indonesia menunjukkan kegigihan dan usaha mereka untuk merebut kembali Ibukota Negara, Yogyakarta, yang saat itu menjadi simbol pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” urai Tendean.

Bupati Tendean mengungkan, pada masa tersebut, Belanda berhasil menangkap sejumlah tokoh penting, termasuk Presiden Ir. Soekarno, Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta, dan beberapa pejabat tinggi lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kepemimpinan negara. Untuk mengatasi kondisi tersebut, Presiden Soekarno menginstruksikan Menteri Kemakmuran, Syafruddin Prawiranegara, untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat. Deklarasi PDRI ini menjadi bukti ketangguhan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI serta memberikan sinyal kepada dunia bahwa Republik Indonesia tetap berdiri kokoh sebagai pedoman dasar bagi setiap warga negara untuk menghadapi tantangan situasi global yang penuh ketidakpastian. Bela negara sebagai perilaku warga negara harus dijiwai dengan nilai dasar bela negara, seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan pada Pancasila, serta kemampuan bela negara.

Pj. Bupati Tendean, mengingatkan seluruh peserta upacara bahwa bela negara bukan hanya menjadi tugas Kementerian Pertahanan, TNI, dan Polri semata, tetapi juga merupakan tugas dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Dalam semangat bela negara, seluruh komponen bangsa harus bersatu untuk menghadapi tantangan dan mewujudkan cita-cita bangsa.

“Pertahanan negara adalah tujuan nasional bangsa kita. Tujuan Republik Indonesia adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia, seluruh keselamatan bangsa, seluruh kekayaan bangsa, dan seluruh masa depan bangsa. Dan itu hanya bisa dijamin oleh pertahanan yang kuat,” ungkapnya.

Dalam Upacara tersebut ditandai dengan Pembacaan Sejarah Singkat Hari Ibu dan Ikrar Bela Negara, oleh Petugas Upacara.

Seusai upacara, Kepala Badan Kesbangpol Minahasa Ir.Janny Moniung, SP dan Plt. Kepala Dinas PPPA Agustivo Tumundo, SE, MSi mengucapkan terima kasih kepada Pj. Bupati Minahasa Dr. Noudy R.P. Tendean, jajaran Forkopimda Minahasa, Sekretaris Daerah Dr. Lynda Watania, dan semua pejabat, para ASN, THL serta para Petugas Upacara yang sudah mensukseskan upacara ini.(win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *