MONITORSULUT,Sangihe- Kabar duka menyelimuti masyarakat Sangihe, khususnya di Kelurahan Dumuhung, Kecamatan Tahuna Timur. Oma Alpiah Makasebape, yang dikenal sebagai pengasuh Ade Irma Suryani Nasution, meninggal dunia pada Rabu (23/10/2024) di usia 88 tahun.
Oma Alpiah yang juga akrab disapa Oma Tintang, wafat di kediamannya sekitar pukul 09.00 pagi, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat yang mengenal sosoknya sebagai saksi hidup tragedi Gerakan 30 September (G30S) PKI 1965, di mana Ade Irma, putri Jenderal Abdul Haris Nasution, menjadi korban.
Masyarakat Kelurahan Dumuhung dan seluruh Kabupaten Kepulauan Sangihe merasa kehilangan sosok yang selama ini dikenal sebagai penjaga kenangan sejarah bangsa, khususnya perannya di tengah peristiwa kelam tersebut.
Kisah Hidup dan Pengabdiannya
Oma Alpiah, atau Oma Tintang, menjadi bagian dari keluarga Nasution sejak tahun 1960, ketika istri Jenderal Nasution, Johana Sunarti, mencari pengasuh untuk putri keduanya yang baru lahir, Ade Irma.
Dengan rekomendasi Yayasan Tilaar, Oma Alpiah yang saat itu kurang fasih berbahasa Indonesia, diterima sebagai pengasuh dan segera menjadi bagian penting dalam keluarga tersebut.
Selama masa pengabdiannya, Oma Alpiah memperkenalkan budaya Sangihe kepada keluarga Nasution, termasuk istilah “kaka” dan “ade”, yang akhirnya menjadi nama panggilan untuk Ade Irma.
Kedekatannya dengan keluarga Nasution, serta peran besarnya dalam merawat Ade Irma, menjadikannya bagian yang tak terlupakan dari sejarah keluarga tersebut.
Kenangan yang Abadi
Setelah kembali ke Sangihe pada tahun 1969, Oma Alpiah tetap menjalin hubungan baik dengan keluarga Nasution, terutama dengan Johana Nasution dan putri mereka, Yanti.
Kepergiannya menandai akhir dari sebuah era, namun memori dan dedikasi Oma Alpiah akan terus hidup dalam ingatan mereka yang mengenalnya. Masyarakat Sangihe akan selalu menghormati dan mengenangnya sebagai penjaga sejarah yang penuh kasih. (Moy)
