Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena kehilangan jati diri di kalangan masyarakat Indonesia dalam konteks globalisasi dan modernisasi.
Dalam beberapa dekade terakhir,
Indonesia mengalami perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang signifikan.
Faktor-faktor seperti urbanisasi, teknologi, informasi, dan budaya asing berkontribusi terhadap erosi nilai – nilai tradisional dan identitas budaya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan analisis literatur untuk mengidentifikasi penyebab utama serta dampak dari kehilangan
jati diri tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi muda cenderung mengalami kebingungan identitas akibat dominasi budaya asing dan kurangnya penanaman nilai-nilai lokal.
Selain itu, terdapat dampak negatif terhadap kohesi sosial dan rasa kebersamaan dalam masyarakat.
Penelitian ini menyarankan perlunya revitalisasi dan promosi budaya lokal melalui pendidikan dan kebijakan pemerintah untuk mempertahankan jati diri bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi.
Jika ada informasi tambahan atau aspek tertentu yang ingin Anda tambahkan, silakan beritahu saya.
Kata Kunci : Kehilangan Jati diri di kalangan masyarakat indonesia.
Keberagaman dan Keunikan Masyarakat Indonesia
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang luar biasa dan keragaman budaya yang tak
tertandingi, menjadikannya sebuah negara yang unik di dunia.
Terbentang dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote, Indonesia tidak hanya kaya akan keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga oleh keberagaman budaya dan etnis yang
menjadikannya sebagai salah satu negara dengan identitas yang paling kaya di Asia
Tenggara.
Keberagaman Etnis dan Budaya
Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa yang berbeda, yang masing-masing
memiliki bahasa, tradisi, dan adat istiadat mereka sendiri.
Suku-suku besar seperti Jawa, Sundanese, Batak, Minangkabau, dan Bali memiliki budaya yang sangat khas dan unik.
Misalnya, suku Jawa dikenal dengan keseniannya yang elegan, seperti wayang kulit dan
batik, sementara suku Minangkabau terkenal dengan tarian tradisional randai dan
hidangan kulinernya yang terkenal, rendang.
Adat istiadat yang diwariskan turun-temurun juga menjadi bagian integral dari
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Upacara adat, seperti perkawinan,
khitanan, dan acara keagamaan, sering kali dijalankan dengan penuh kekhususan dan
makna simbolis yang mendalam.
Ini mencerminkan kebanggaan dan identitas yang kuat terhadap warisan budaya yang mereka miliki.
Keberagaman Agama dan Toleransi
Di Indonesia, beragam agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan kepercayaankepercayaan lainnya hidup berdampingan dalam damai dan harmoni.
Negara ini diakui karena semangat toleransi antarumat beragama yang tinggi, di mana perbedaan
keyakinan tidak pernah menjadi penghalang dalam kehidupan sosial masyarakat.
Keanekaragaman Alam Selain keanekaragaman budaya, Indonesia juga diberkati dengan kekayaan alam yang melimpah. Mulai dari hutan hujan tropis yang menjadi rumah bagi flora dan fauna yang
langka, hingga gunung berapi yang menghiasi cakrawala, Indonesia adalah surga bagi
para pencinta alam. Pantai pasir putih, terumbu karang yang indah, dan kekayaan bawah
laut yang tak tertandingi membuat Indonesia menjadi tujuan wisata yang sangat
diminati di seluruh dunia.
Perkembangan Politik dan Sosial
Sejarah Indonesia yang panjang, mulai dari zaman kerajaan kuno, masa penjajahan
kolonial, hingga merdeka dan menjadi negara demokratis, juga memberikan gambaran
unik tentang evolusi politik dan sosialnya.
Transformasi ini telah membentuk masyarakat
Indonesia menjadi lebih terbuka terhadap ide-ide baru sambil mempertahankan nilainilai budaya yang khas dan tradisi yang kuat.
Dengan demikian, keberagaman dan keunikan masyarakat Indonesia bukan hanya
menjadi ciri khasnya, tetapi juga merupakan kekuatannya.
Menyatu dalam perbedaan,
masyarakat Indonesia terus menghargai dan melestarikan keberagaman sebagai aset tak
ternilai yang memperkaya dan menginspirasi kehidupan bersama di negara yang begitu
luas dan beragam ini. Pernyataan tersebut cukup sensitif dan kompleks, karena
melibatkan faktor budaya dan pendidikan dalam menilai pola pikir seseorang.
Masyarakat mana pun dapat memiliki variasi dalam pola pikirnya, yang bisa dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti pendidikan, lingkungan sosial, dan nilai-nilai budaya yang
ada. Saat membicarakan bagaimana pola pikir seseorang dipengaruhi oleh budaya,
penting untuk diingat bahwa tidak tepat mengeneralisasi atau menyimpulkan bahwa
seseorang “bodoh” karena budaya mereka. Lebih baik untuk fokus pada pentingnya
pendidikan yang inklusif dan kesadaran akan perbedaan budaya untuk memperluas
perspektif dan pemahaman bersama.
Setiap masyarakat memiliki tantangan dan kesempatan unik dalam mengembangkan
pola pikir yang kritis dan terbuka.
Mendukung pendidikan yang mendalam dan
menghargai keragaman budaya adalah kunci untuk mengatasi stereotip dan
mempromosikan pertumbuhan intelektual yang positif di dalam masyarakat.
Keunikan dalam perkembangan politik dan sosial di masyarakat Indonesia meliputi
beberapa hal:
1. Keragaman Budaya: Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa dan beragam
budaya lokal yang berbeda. Ini mempengaruhi dinamika politik dan sosial di berbagai
wilayah, dengan tantangan dalam mencapai kesatuan dalam keragaman.
2. Demokrasi Dinamis: Sejak reformasi tahun 1998, Indonesia telah menjadi negara
demokratis dengan proses politik yang terbuka dan beragam. Transisi ini menghadirkan
dinamika politik yang intens, dengan partisipasi publik yang semakin meningkat.
3. Isu Keadilan Sosial: Masalah ketimpangan sosial dan ekonomi menjadi fokus utama
dalam politik dan gerakan sosial. Ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan
serta kesenjangan antar-kelompok sosial menjadi tantangan serius.
4. Peran Agama: Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, dengan agama
memainkan peran penting dalam politik dan sosial. Dinamika ini mempengaruhi
kebijakan publik dan hubungan antar-agama.
5. Teknologi dan Media Sosial: Penggunaan teknologi dan media sosial telah mengubah
cara masyarakat berinteraksi dan terlibat dalam politik. Hal ini membuka ruang bagi
partisipasi publik yang lebih luas namun juga menimbulkan tantangan terkait hoaks dan
informasi palsu.
6. Kekuatan Lokal: Sistem otonomi daerah memberi kekuatan kepada pemerintah lokal
untuk mengatur urusan dalam negeri mereka sendiri. Hal ini menciptakan variasi besar
dalam implementasi kebijakan serta dinamika politik dan sosial di tingkat lokal.
Keunikan-keunikan ini mencerminkan kompleksitas dan dinamika unik dalam perkembangan politik dan sosial Indonesia, yang terus berubah seiring dengan waktu dan perubahan kondisi global maupun lokal.
Dalam perkembangan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara tidak jarang
masyarakat indonesia menghadapi kesulitan yang bahkan bisa menyebabkan keadaan
stagnan atau tidak ada nya kemajuan dalam kehidupan,pola pikir,dan berperilaku
dimasyarakat.
Hal ini juga bisa mengganggu kemajuan bangsa kita karena masyarakat indonesia sudah terlalu nyaman dengan Mindset “ Yang penting bapak senang” dan
“Apatisme bagi orang yang tidak kita kenal bangsa kita yang seharusnya bisa dan mampu
menjadi bangsa yang sangat kuat dan berpotensi menguasai Asia dengan keunikan dan
keberagaman manusia dan budaya yang ada, malah tidak ada dukungan dari masyarakat
indonesia sendiri, ketika ada saudara sebangsa kita yang mengharumkan nama
indonesia malah lebih sering mendapat cibiran terlebih khusus di Platform media sosial
dan ada juga kasus di ranah sepak bola di indonesia, seseorang yang jelas-jelas warga
negara indonesia mendapat diskriminasi karena menunjukan bahwa dia adalah seorang
pemeluk agama yang resmi dan diterima secara hukum malah mendapat cibiran karena
menggunakan atribut keagamaan bersamaan dengan memakai Jersey timnas sepak
bola indonesia dan bukannya minta maaf oknum yang mencibir malah memberikan
pernyataan yang berusaha untuk menjastifikasi aksi nya tersebut, namun untungnya ada
orang orang yang membela sang pesepak bola yang dengan bangga menunjukan bahwa
dia adalah seorang pemeluk agam yang taat hingga oknum tersebut memutuskan untuk
berhenti bermain medsos.
Selain masalah agama, rasisme juga masih ada di masyarakat indonesia yang meskipun tidak menjadi isi yang besar namun tetap menjadi sebuah hal
yang tidak elok melihat saudara setanah air kita mendapat diskriminasi dari masyarakt
indonesia lainnya, terlebih khusus saudara saudara kita yang ada di timur khususnya
papua, akibat dari diskriminasi yang mereka dapat sudah terlalu banyak sebagian dari
mereka jadi berpikir untuk untuk memisahkan diri dari NKRI.
Sungguh sebuah ironi melihat bangsa yang harusnya bangga memiliki keberagaman dan kekayaan budaya malah terpecah belah oleh budaya dan keberagaman tersebut, dan hal itu menjadi tugas kita masing-masinh untuk memperbaiki kualitas bangsa agar bisa memajukan negara agar bisa bersaing dengan negara dan bangsa lain di era globalisasi
sekarang ini.
Artikel ini ditulis oleh Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Fakultas Ilmu Budaya :
Christ Candra Meluwu (230911020110)
Efra Gabriel Abirahi (230911020074)
Joshua Patrick Tuna (230911020149)
Jordan Sumilat (230911020080)
Calvin Rengku (230911020028)