MONITOR Sulut – Berbagai terobosan Pemerintah Provinsi lewat Program ODSK selama 4 tahun kepemimpinan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan terus berkelanjutan dan dirasakan masyarakat di daerah Nyiur Melambai ini.
Dikatakan Kadis Kelautan dan Perikanan Sulut DR Tinneke Adam bahwa produksi perikanan tahun 2019 tercatat 953.802,46 ton dan naik 9.60% dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya sebesar 870.252,94 ton. Dari total produksi tersebut, perikanan tangkap menyumbang 384.300 ton (40,25%) dan budidaya menyumbang 569.502,46 ton (59,75%).
Berdasarkan target yang ditetapkan tahun 2019 sebesar 882.150 ton maka capaiannya sebesar 108,10 %. Rata-rata kenaikan produksi perikanan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 sebesar 7,13% atau lebih tinggi dari target prosentase rata-rata 2% pertahun, dimana untuk Produksi Perikanan tangkap kenaikan rata-rata sebesar, 2,83% dan produksi perikanan Budidaya 10%.
Lanjut Adam didampingi Sekretaris Dinas Christy Saruan bahwa Ekspor Komoditi Perikanan sejak tahun 2016 – 2019 mengalami kenaikan, dimana tahun 2016 volume ekspor 21.785,10 kg, dan pada tahun 2019 telah mencapai 23.689.130 kg, sedangkan nilai ekspor terjadi kenaikan cukup significant yaitu 107,034,865.42 US$ pada tahun 2016, menjadi 142.545,630 US$ pada tahun 2019 , dimana Rata-rata kenaikan 10,16%. Dibandingkan tahun 2018 dengan nilai ekspor 131.923.242,64 US$ pada tahun 2019 naik 8,04 %. Hal tersebut disebabkan mutu ekspor semakin tinggi dan naiknya nilai mata uang dolar.
“Adapun jenis produk yang diekspor berupa : Ikan Kaleng, Tuna Beku, Tuna Segar, Ikan Rebus Beku, Ikan Kayu, Serbuk Ikan Kayu, Sirip Hiu Kering, Ikan Nike Beku, Gurita, dll.
Negara tujuan ekspor sebanyak 35 Negara antara lain Jepang, Thailand, Taiwan, Singapura, Malaysia, Hongkong, Vietnam, Philipina, Korea, China, Pakistan, Timor Leste, Syria, Iran, Kuwait, Qatar, Libanon, Israel, Yordania, Afrika Selatan, Kenya, Maroko, USA, Mexico, Belgia, Inggris, Spanyol, Italia, Belanda, Mesir, Yaman, Arab Saudi, Australia dan Jerman,”jelas Adam.
Menurut Adam, angka konsumsi ikan Provinsi Sulawesi Utara sejak tahun 2016 s/d tahun 2019 mengalami kenaikan walaupun lambat, dimana konsumsi ikan masyarakat Sulawesi Utara 58.64 kg/kapita/tahun tahun 2016 naik menjadi 60,13 kg/kapita/tahun pada tahun 2019.
“Masyarakat Sulut sudah menyadari pentingnya makan ikan untuk menjadi masyarakat yang sehat, kuat dan cerdas. Dilihat dari pertumbuhan rata-rata maka konsumsi ikan mengalami pertumbuhan 0,8% dibandingkan dengan target nasional sebesar 54,46 kg/kapita/tahun, konsumsi ikan SULUT sudah melampaui target nasional,”pungkasnya
Ditambahkan Tinneke, nilai tukar nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) dari tahun 2016 sebesar 106.86 untuk NTN dan 92 untuk NTPi dan tahun 2019 naik menjadi 118 untuk NTN pada bulan September dan 95,93 untuk NTPi pada bulan Februari. Sedangkan rata-rata NTN tahun 2019 yaitu 115,8 dan NTPi yaitu 94,25. Dari nilai tersebut mengalami kenaikan dari tahun ketahun, dimana NTN perikanan indeksnya berada diatas 100 sedangkan NTPi masih belum mencapai indeks 100 %.
Namun secara umum NTP Perikanan mengalami kenaikan cukup baik sampai dengan tahun 2019. hal ini ditunjukan dari pergerakan bulan Januari-Desember 2019 untuk NTN diatas 110 bila dibandingkan tahun 2016 dan 2017 NTN masih ada pergerakan dibawah 110, begitu pula NTPi pergerakannya rata-rata 94, bila dibandingkan tahun 2016 dan 2017 terdapat indeks nilai 92 pada bulan januari s/d Desember. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah yang diterima dari nelayan lebih besar dari pengeluaran yang digunakan untuk membiayai usaha kegiatan ikan yang dikeluarkan nelayan dan untuk pembudidaya ikan masih dibawa 100, tapi setiap tahun ada peningkatan nilai NTPi dalam melakukan usaha dibidang budidaya. Usaha perikanan bersifat dinamis, karena sangat bergantung pada faktor luar seperti musim penangkapan, musim panceklik, serta biaya operasional yang cukup besar.
Dikatakan Adam, untuk menunjang Program ODSK (Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan) dari tahun 2016 – 2019 telah disalurkan bantuan-bantuan kepada Kelompok Nelayan Pembudidaya, Kelompok Pengolah dan Pemasar sebagai berikut :
No Jenis Bantuan Jumlah (Unit/paket Jumlah Kelompok Lokasi
1. Motor Katinting 1.014 242 13 Kab./Kota
2. Motor Tempel 72 72 13 Kab./Kota
3. Perahu Motor Pelang 20 20 13 Kab./Kota
4. Alat tangkap 48 48 13 Kab./Kota
5. Bibit ikan Mas dan Nila 154 154 Kab./Kota
6. Calon Induk dan Induk 70 70 Kab./Kota
7. Cool Box 590 174 Kab./Kota
8. Chest Frezeer 26 26 Kab./Kota
“Selain itu Dinas melakukan Restocking benih ikan di laut dan PUD sebanyak + 255.000 ekor benih (Nila, kerapu macan, Kuwe dan Mas),”ungkapnya
Dijelaskannya pula, dalam rangka membangun sektor Kelautan dan Perikanan di Sulawesi Utara maka pada tahun 2016 s/d tahun 2019 telah dibangun infranstruktur dalam menunjang pengembangan pelabuhan perikanan, seperti di PPP Tumumpa, PP Belang Kabupaten Minahasa Tenggara, PP Siau Kabupaten Kepulauan Sitaro, PP Kema Kabupaten Minahasa Utara, PP Atep Oki Kabupaten Minahasa, PP Dudepo Kabupaten Bolaangmongondow Selatan dan tambatan perahu di Pulau Gangga dalam menunjang kegiatan Nelayan dan Rehabilitasi Unit pengolahan ikan untuk UKM di Kabupaten. MInahasa Utara dan Kota Manado.
Kebijakan dari program prioritas yang dilaksanakan mengacu pada RPJMD Sulawesi Utara dan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan penetapan target yang akan dicapai dan Realisasi seperti pada tabel. (Stv)