Ketua FJPI Sulut, Berharap Workshop Stop KBGO Mampu Tingkatkan Kesadaran dan Dukungan Bagi Jurnalis Perempuan

MONITORSULUT,MANADO – Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan dukungan bagi jurnalis perempuan dalam menghadapi kekerasan berbasis gender online (KBGO) dan seksual, Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sulawesi Utara, dr. Susan Palilingan, menyatakan harapannya melalui Workshop Stop KBGO yang diselenggarakan selama 2 hari Jumat – Sabtu (28-29) Juni 2024 di Hotel Whiz Prime Kawasan Mega Mas Manado.

Workshop , yang diikuti oleh 15 jurnalis perempuan dari berbagai media, bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang KBGO dan strategi efektif dalam melawan serta mencegah bentuk kekerasan ini.

dr. Palilingan menekankan pentingnya kesadaran yang lebih luas dan dukungan yang kuat untuk para jurnalis perempuan yang sering menjadi target kekerasan berbasis online.

“Kita harus memahami bahwa kekerasan berbasis online dan seksual adalah ancaman nyata yang tidak boleh diabaikan. Melalui workshop ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran akan urgensi isu ini dan membekali para jurnalis perempuan dengan pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan untuk melindungi diri sendiri ,” ujar dr. Palilingan.

Ia juga menyoroti pentingnya solidaritas dan dukungan dari semua pihak, baik dari komunitas jurnalis maupun masyarakat luas. “Dukungan kolektif sangat krusial. Kita harus bersatu dalam upaya melawan kekerasan ini dan menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari intimidasi bagi jurnalis perempuan,” tambahnya.

Selama workshop, peserta diberikan materi tentang berbagai bentuk KBGO, termasuk cyberbullying, doxing, dan serangan seksual online, serta cara-cara untuk melaporkan dan mengatasi insiden tersebut.

Para narasumber juga memberikan wawasan tentang penggunaan teknologi dalam mendeteksi dan melawan KBGO, serta pentingnya kebijakan dan regulasi yang mendukung perlindungan terhadap jurnalis.

dr Susan Palilingan pun berharap dapat menciptakan ruang yang lebih aman dan inklusif bagi semua jurnalis, khususnya perempuan, untuk bekerja tanpa takut akan ancaman kekerasan berbasis gender online dan seksual.

“Ini adalah langkah awal dari banyak upaya yang harus kita lakukan. Kami berkomitmen untuk terus mendukung dan melindungi para jurnalis perempuan, memastikan mereka dapat menjalankan tugas mereka dengan aman dan bebas dari kekerasan,” pungkas dr. Palilingan.(yulia)