Gubernur Olly -Wagub Steven Pacu Pembangunan Infrastruktur untuk Masyarakat Sulut 

Indeks157 Dilihat

MONITOR Sulut – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw yang memimpin Sulawesi Utara memberikan bukti bukan janji ke masyarakat, bahkan pembangunan disegala sektor berjalan seimbang termasuk infrastruktur yang membawa Sulut semakin hebat.

Mega proyek infrastruktur pun mengalir dengan nilai fantastis. Tujuannya, proyek infrastruktur bukan hanya dapat mengurangi waktu tempuh perjalanan ataupun untuk mempercepat jalur logistik. Namun lebih jauh dapat mendorong dan menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Pembangunan infrastruktur yang terus digenjot, bahkan dirampungkan di masa pandemi menunjukkan komitmen pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat.

Lima mega proyek yang terus dipacu dan dirampungkan di masa pandemi Covid-19 :

1. Jalan Tol Manado-Bitung

Pembangunan jalan tol yang menghubungkan ruas jalan Manado-Bitung, Manado-Danowudu sepanjang 26,35 kilometer, telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (29/9/2020).

Peresmian dilakukan secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Tol Manado-Bitung

“Jalan tol Manado-Bitung, Manado-Danowudu sepanjang 26 kilometer sudah selesai, sudah rampung, dan sekarang sudah bisa dimanfaatkan masyarakat Sulawesi Utara. Terutama untuk menunjang kegiatan usaha dan memudahkan transportasi,” ujar Presiden Jokowi

Ruas tol Manado-Danowudu adalah jalan tol pertama di Provinsi Sulut yang merupakan bagian dari jalan tol Manado-Bitung.

Jalan tol Manado-Bitung sepanjang 40 kilometer ini merupakan jalan tol terpanjang di Pulau Sulawesi dengan nilai investasi pembangunan mencapai Rp 5,12 triliun.

Ruas Manado-Airmadidi sepanjang 15 kilometer didanai oleh APBN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sedangkan ruas Airmadidi-Bitung sepanjang 25 kilometer dilaksanakan oleh PT Jasa Marga dengan skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha). Dengan adanya jalan tol ini maka waktu tempuh dari Manado ke Bitung menjadi jauh lebih cepat.

“Lama perjalanan yang dulu ditempuh 1,5 jam sekarang hanya setengah jam saja, ini sebuah kecepatan, perubahan kecepatan yang sangat berubah sekali,” ujar Presiden Jokowi.

Jokowi didampingi Gubernur Olly saat berada di Sulut.

Jalan tol Manado-Bitung ini, lanjut Presiden Jokowi, dirancang terintegrasi dengan kawasan industri dan kawasan pariwisata di Sulawesi Utara sehingga akan menghubungkan kawasan tersebut menjadi lebih cepat dan mudah dijangkau, lebih terkenal, serta mudah dikembangkan.

“Dengan adanya jalan tol ini maka biaya logistik dari pelabuhan internasional Bitung dapat ditekan lebih rendah sehingga lebih efisien, daya saing juga otomatis akan meningkat. Ini menjadi tugas Pak Gubernur untuk menarik investasi KEK,” kata Presiden Jokowi.

Gubernur Olly memberikan apresiasi atas pembangunan jalan tol Manado-Bitung, yang merupakan jalan tol pertama di Sulawesi Utara. Jalan tol ini dikelola oleh kelompok usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbkyakni PT Jasamarga Manado Bitung (JMB).

Gerbang tol Manado-Bitung

“Ini adalah buah kerja keras kita semua. Terima kasih kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XV, PT Jasa Marga Manado Bitung, serta kontraktor yang berinvestasi mengerjakan jalan tol ini,” sebut Olly.

2. Bendungan Kuwil

Progress pekerjaan pembangunan Kuwil-Kawangkoan Kabupaten Minahasa Utara (Minut) telah mencapai 75 persen. Diharapkan pada tahun 2021 mendatang telah rampung.

Hal ini sejalan dengan target Kementerian PUPR yang memproyeksikan pembangunan bendungan berbandrol Rp1,4 triliun ini selesai pada tahun 2021.

Bendungan Kuwil difoto dari udara dengan menggunakan drone

“Saat ini pengerjaannya sudah mencapai 75 persen,” ujar Kepala Balai Sungai Wilayah Sulawesi I Bastari.

Saat meninjau perkembangan pembangunan bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, beberapa waktu lalu, Olly mengatakan potensi bendungan Kuwil Kawangkoan mampu memberikan dampak besar bagi masyarakat Sulut.

Bendungan Kuwil di Minahasa Utara

“Untuk itu, bendungan Kuwil dijadikan sebagai salah satu proyek strategis nasional/program pembangunan dari 49 bendungan baru Kementerian PUPR,” katanya.

Bendungan Kuwil Kawangkoan merupakan bagian dari pengendalian banjir Kota Manado dan sekitarnya untuk debit banjir 470 meter kubik per detik, dimana Manado pernah mengalami banjir bandang pada 2014 silam.

Kalau bendungan sudah selesai, maka Manado tak akan banjir lagi,” tukasnya.

Di sisi lain, waduk ini juga dapat dimanfaatkan sebagai penyedia air baku untuk Kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kota Bitung, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung sebesar 4,5 meter kubik per detik, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dengan kapasitas 2 x 0,70 MW, serta pengembangan pariwisata.

Bendungan Kuwil Kawangkoan memiliki kapasitas tampung 23,37 juta meter kubik dan luas genangan 139 hektare (ha). Pembangunan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-DMT lewat skema Kerja Sama Operasi (KSO), serta PT Nindya Karya (Persero) Tbk.

3. Bendungan Lolak

Pembangunan Bendungan Lolak yang ada di Bolaang Mongondow (Bolmong) menelan anggaran Rp 1, 6 Triliun.

Informasi dari Balai Sungai Manado, menyebutkan anggaran pembangunan Bendungan dibagi dalam dua paket.

Paket I senilai Rp 830 Miliar sementara paket ke II Rp 821 Miliar menggunakan sistem multiyears.

4. Ring Road III

Upaya Pemprov Sulut untuk mengurai kemacetan di wilayah padat kendaraan terus dilakukan. Hal itu ditandai dengan memacu pembangunan daerah melalui sektor infrastruktur konektivitas. Salah satunya lewat pembangunan Jalan Manado Outer Ring Road (MORR) III.

Pembangunan infrastruktur ini, diawali dengan ground breaking pembangunan Jalan MORR III sepanjang 11,4 kilometer yang menghubungkan Winangun-Malalayang.

Jalan Manado Outer Ring Road (MORR) III.

“Sasarannya adalah untuk mengurai kemacetan di Kota Manado,” kata Gubernur Olly Dondokambey saat melakukan Ground Breaking, Senin (14/9/2020).

Dengan adanya ringroad III ini, maka jalur Malalayang-Bahu dan Pusat Kota, dengan adanya MORR III ini nanti, kendaraan sebagian akan berpindah ke jalan Ring Road. Contohnya, kendaraan dari arah Malalayang yang ingin ke Bandara, arah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon, tidak lagi harus melintasi Pusat Kota, tetapi bisa melewati jalur cepat MORR III ini.

Begitu juga sebaliknya, dari arah Mapanget, Paal Dua, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Tomohon yang hendak ke Malalayang dan Tateli sudah tidak harus melewati Pusat Kota, tetapi sudah melalui jalur alternatif MORR III ini.

Olly mengatakan bahwa proyek MORR III merupakan bukti besarnya dukungan dan perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan infrasruktur di Sulut.

Ground breaking Jalan Manado Outer Ring Road (MORR) III.

“Tentunya kita bersyukur, karena hari ini masyarakat Sulut bisa melihat dan menyaksikan kembali pembangunan di Sulut. Karena janji Pak Presiden waktu berkunjung di sini bagaimana menopang pembangunan infrastruktur dalam mendorong pariwisata di Sulut bisa berjalan dengan baik,” kata Olly.

Ia juga meminta jajaran Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV dan seluruh pihak terkait lainnya dapat mengerjakan proyek MORR III sesuai ketentuan sehingga dapat mewujudkan jalan yang berkualitas.

“Agar masyarakat bisa melihat langsung program-program pemerintah pusat terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPJN XV Agung Hari Prabowo menerangkan bahwa proyek MORR III dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tambah dia, untuk tahap I akan dikerjakan sepanjang 1,5 kilometer yang dimulai September 2020 sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya.

“September hingga Juli 2021. Konteksnya multiyears. Mohon doanya semoga berjalan lancar sehingga bisa dilanjutkan dengan tahap berikutnya,” ungkap Agung.

5. Proyek RSUD Ratumbuysang dan RS Mata

Pembangunan fasilitas kesehatan, Pemprov Sulut dapat kucuran dana sebesar Rp400 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Dana yang bersumber dari pinjaman tersebut diplot untuk membangun Rumah Sakit Umum Daerah Ratumbuysang dan Rumah Sakit Mata, yang dalam waktu dekat ini akan diresmikan.

Dana Rp 400 miliar tak hanya untuk membangun RSUD Ratumbuysang, tapi juga menambah fasilitas RS Mata.

Sementara untuk Rumah Sakit Jiwa dipindah ke Kalasey, pemerintah sudah siapkan lahan dan anggaran untuk pembangunan.

RSUD Ratumbuysang

Gubernur berkomitmen membangun RSUD Ratumbuysang sekelas hotel bintang 5 dengan fasilitas 400 tempat tidur. RS itu akan menjadi rujukan regional.

“Memang standar bintang 5 tetapi yang dapat layanan semua masyarakat, supaya masyakarat menyadari pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat,” ujar Olly

“Kita harapkan Sulut sehat sehingga orang berpikir sehat menghasilkan sesuatu hebat,” ujarnya lagi

“Kita bangun rumah sehat untuk pelayanan supaya orang jadi sehat, masa bangun rumah sakit. Kita bangun supaya masyarakat menyadari kesehatan penting untuk kehidupan berkelanjutan,” kata dia.

Selanjutnya, untuk fasilitas kesehatan, yakni rumah sakit khusus mata, akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana terbaik, bahkan dokter dengan kemampuan profesional.

Pembangunan rumah sakit mata yang terletak di Jl. W.Z. Yohanes No. 1 Wanea Manado, dalam waktu dekat akan dirampungkan.

Sarana prasarana kesehatan yang dipacu ini, kata Olly menjadi target dari pemerintahan OD-SK pada tahap menjalankan pemerintahan. “Visi misi kami, salah satunya adalah menyediakan kesehatan bagi masyarakat,” kata Olly.

“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini betul-betul mendapatkan tempat di masyarakat sehingga pelayanan bagi masyarakat bisa kita manfaatkan dengan baik,” sambung Olly.

Lebih lanjut, Gubernur Olly mengimbau Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sulut dapat mengoptimalkan seluruh sumber daya manusia di rumah sakit.

“Dokter-dokter spesialis mata lebih profesional menangani pasiennya agar supaya pelayanan terhadap masyarakat lebih baik. Kualitas SDM kesehatannya yang unggul serta mampu melayani dengan sepenuhnya tanpa pilih kasih,” imbuh Olly.

RS Mata Provinsi Sulut

Diketahui, bangunan rumah sakit khusus mata memiliki luasan kurang lebih 12.040 meter persegi. Terdiri dari dua lantai basement dan 4 lantai gedung utama. Pembangunan gedung utama berfungsi sebagai ruang rawat inap, ICU, ruang bedah (OK), Ruang Pre operasi, ruang post operasi ruang OK Lasik, poliklinik dan ruang tunggu dengan luas total 11.736 M2.

Seluruh bangunan rumah sakit khusus mata Provinsi Sulut ini sudah rampung di akhir tahun 2020 sehingga secara operasional sudah dapat dilakukan pada awal tahun 2021.

Untuk jenis perawatan terdiri dari: Ruang rawat inap 30 tempat tidur; ICU: dua tempat tidur; Ruang bedah Ok 5 unit; Ruang Pre Operasi: 4 tempat tidur, 6 kursi; Ruang post operasi:7 tempat tidur 7 kursi; Ruang Ok Lasik: 2 unit; Ruang poliklinik: 11 klinik

Jenis unggulan pelayanan di rumah sakit khusus mata Provinsi Sulut, pemeriksa pengunjung diagnostik penyakit dengan kelainan retina, pemeriksaan penunjang diagnostik penyakit dengan kelainan mata pada anak, pemeriksaan pengunjungan diagnostik penyakit glaukoma dan pemeriksaan penunjang diet penyakit infeksi pada mata.(Advetorial)