AIS Forum 2019 sendiri merupakan wadah yang mempertemukan 41 negara pulau dan 6 negara kepulauan dari kawasan Pasifik Selatan, Karibia, Asia, Afrika, dan Eropa, serta pembangunan kerja sama konkret dengan fokus pada empat area kolaborasi yakni blue economy, mitigasi perubahan iklim dan bencana, polusi laut akibat sampah plastik, dan good ocean and maritime governance.
Adapun AIS kali mengangkat tema “ecotourism”. Tema ini diangkat karena dapat menampung tujuan ekologis dari kegiatan ini dan menggambarkan peluang ekonomi yang ditawarkan oleh sektor ekowisata bahari.
Pada kesempatan itu, Menko Luhut mengatakan, negara-negara yang tergabung dalam AIS dapat saling mendukung dan memperluas kerjasama antar negara.
“Saya berharap AIS Forum dapat dilaksanakan setiap tahun. Acara kali ini sangat cocok dengan rintisan usaha digital. Apalagi saat ini usaha digital menjadi frontliner penggerak ekonomi dunia masa depan,” kata Luhut.
Menko Luhut menuturkan, AIS Forum menghasilkan peluang menjanjikan di era revolusi industri 4.0.
“Pertama, peluang menjanjikan ekonomi digital yang diprediksi akan terus meningkat. Kedua, masa depan untuk orang kreatif,” beber Luhut.
Lanjut Luhut, pemerintah terus mengembangkan ekonomi digital dan ekonomi kreatif di tengah komunitas startup.
“Karena itu universitas di Sulawesi Utara perlu menciptakan sumber daya manusia yang paham betul mengenai digital ini,” tandas Luhut.
Lebih lanjut, Menko Luhut juga mengajak semua pihak untuk terus menjaga kebersihan laut sebagai warisan berharga bagi generasi penerus di masa depan.
“Tadi pagi sebelum kegiatan ini saya dan Pak Gubernur ikut kegiatan membersihkan sampah dari laut. Diharamkan membuang sampah di laut. Apalagi membuang sampah plastik. Plastik ini bisa menjadi micro plastic. Bayangkan kalau plastiknya dimakan ikan, dan ikannya dimakan manusia. Mau jadi apa manusianya,?” kata Luhut.
Sebelumnya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengapresiasi pemerintah pusat atas dipilihnya Sulut sebagai lokasi pelaksanaan AIS Forum tahun 2019.
“Menjadi sukacita sekaligus kebanggaan tersendiri bagi kami, Pemerintah Provinsi dan masyarakat Sulawesi Utara, karena daerah tercinta kami ini dapat dipercayakan sebagai lokasi pelaksanaan Archipelagic and Island States (AIS) Forum tahun 2019. Semoga tahun depan Sulut bisa kembali jadi tuan rumah,” kata Olly.
Lanjut Olly, kehadiran 21 menteri dari 21 negara dan 2 utusan dari 2 negara akan membuat Sulut semakin dikenal di dunia. Olly juga mengajak seluruh peserta untuk datang kembali mengunjungi Sulut.
“Semoga kedatangan pertama kali ini akan berkelanjutan sehingga Sulut semakin terkenal di mancanegara,” beber Olly.
Lebih lanjut, Gubernur Olly menerangkan pelaksanaan konferensi setingkat menteri ini mencatat sejarah di dunia. Pasalnya forum yang mengkampanyekan isu-isu strategis, seperti pengurangan sampah laut, perlindungan ekosistem pantai dan laut, perekonomian lokal di tujuan-tujuan wisata serta perlindungan anak-anak dalam perjalanan dan pariwisata ini mulai eksis di tahun ini.
“Sulawesi Utara catat sejarah. Forum ini mulai eksis di AIS Forum 2019 ini. lni tentu membuat Sulut bangga sebagai tuan rumah,” imbuh Olly.
Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan Penandatanganan nota kesepahaman Pemprov Sulut dengan PT Grab Teknologi Indonesia tentang peningkatan pelayanan pariwisata dan infrastruktur transportasi serta penandatanganan MoU Chinese Investment (Dong Gin Technologies) dengan PT Kawasan Industri Mongondow.
Selain itu, Menko Luhut dan Gubernur Olly ikut meninjau stand pameran AIS Forum 2019 dan mengendarai grab wheel, kendaraan ramah lingkungan karena hanya menggunakan energi listrik.
Selain itu, Menko Luhut dan Gubernur Olly ikut menandatangani ikrar ekowisata pada spanduk yang telah disiapkan panitia AIS Forum 2019.
Adapun ikrar wisata ini memuat lima komitmen yaitu :
1. Menghormati Masyarakat Setempat
Saya berkomitmen untuk menghargai masyarakat, budaya, dan warisan alam di tempat yang saya kunjungi.
2. Mengurangi Sampah Laut
Saya berkomitmen untuk mengurangi sampah laut di tempat yang saya kunjungi.
3. Mendukung Perlindungan Ekosistem Pesisir dan Laut
Saya berkomitmen untuk menjunjung interaksi yang bertanggungjawab dengan lingkungan, hewan laut dan habitatnya.
4. Mendukung Ekonomi Lokal di Area Tujuan.
Saya berkomitmen untuk membeli produk lokal, menikmati kuliner setempat dan mempekerjakan pemandu lokal.
5.Melindungi Anak-Anak dalam Perjalanan dan Wisata
Saya berkomitmen untuk untuk tidak terlibat dalam segala bentuk eksploitasi dan kekerasan seksual. ( Advetorial )