MONITOR SULUT, MANADO – Ketika ditempat lain toleransi antara umat beragama dipertanyakan, di Kota Manado Nampak tidak terihat perbedaannya. Orang-orang dengan agama, suku, ras yang berbeda, berbondong-bondong duduk dalam satu acara.
Hal tersebut dibuktikan selasa (20/12) kemarin, dalam acara perayaan Natal Yesus Kristus yang digelar oleh Forum Jurnalis Manado Bersatu (FJMB) di Aula serbaguna pemerintah Kota Manado.
Acara yang di hadiri oleh ratusan masyarakat Lanjut Usia (Lansia) dari seluruh perwakilan kecamatan yang ada di Kota Manado tersebut, sukses dilaksanakan meskipun panitia yang ada bukanlah beragama Kristiani. Hal inilah yang menjadi tolak ukur bahwa, tidak harus sama untuk menjadi satu. Suatu bentuk toleransi yang kuat, dapat membuat sebuah perbedaan menjadi aset yang sangat berharga dalam kehidupan berbangsa.
Dalam sambutan yang dibawakan oleh Walikota Manado G.S. Vicky Lumentut menyatakan bahwa biarlah semangat kebersamaan dan persatuan dapat terus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
“sebagai umat ciptaan Tuhan, tentunya semangat kebersamaan haruslah kita praktekan terus menerus dalam kehidupan. Seperti layanknya seorang pemimpin daerah, untuk hadir dalam perayaan Idul Fitri, bukan berarti saya harus mengganti status agama menjadi muslim, begitupun sebaliknya. Untuk hadir dalam perayaan Natal, bukan berarti seorang pemimpin muslim harus mengganti agama menjadi kristiani atau untuk hadir dalam acara agama lain dan harus mengganti status agama terlebih dahulu” terang orang nomor satu di Kota Manado.
Sembari itu, GSVL juga mengajak, biarlah semangat persatuan dapat terus dinyatakan dalam kehidupan dengan bentuk kerukunan dan damai, seperti lagu yang telah dinyanyikannya bersama FJMB dengan judul alangkah bahagianya hidup rukun dan damai. (Angel)