MONITORSULUT,Sangihe- Gebyar Pencegahan Stunting dan Pencanangan Kampung Berkualitas dilaksanakan di Balane Kecamatan Tamako di hadiri langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Sangihe dr Rinny Tamuntuan, Kamis (21/9/2023).
Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe menyampaikan apresiasi kepada dinas terkait yang telah melaksanakan kegiatan begitu penting.
“Dimana beberapa program-program dari pemerintah, termasuk penanganan stunting. Karena penanganan stunting ini menjadi program prioritas dari pemerintah pusat, dan juga pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten,”ucap Tamuntuan.
Dia juga menambahkan, bahwa ini menjadi tujuan bersama sekaligus dengan pencanangan kampung atau keluarga berkualitas.
“Mengapa disebut keluarga berkualitas, karena didalam kampung ada keluarga-keluarga. Jadi keluarga berkualitas intinya pertama, keluarga itu terbentuk dari perkawinan yang sah,”ujarnya.
Menurut Tamuntuan, tidak mungkin dikatakan keluarga berkualitas kalau itu tidak dibentuk secara sah.
“Karena ada dampaknya keluarga terbentuk ini belum mencukupi usia perkawinan sudah terbentuk, dampaknya itu juga cukup banyak. Salah satunya kalau mereka sudah mempunyai keturunan biasanya karena ini belum cukup usia perkawinan, tentunya ini berdampak bagi kualitas anak yang dilahirkan, dan kebanyakan anak – anak ini masuk kedalam stunting. Karena apa, karena orang tua tidak serius menjaga anak – anak atau bayi yang dilahirkan,”jelasnya.
Kemudian Tamuntuan menekankan kepada orang tua agar menjadi perhatian agar supaya jikalau ada anak – anak putri remaja mohon untuk dapat diberikam arahan kepada mereka.
“Supaya mereka nanti pada usia perkawinan baru bisa menikah. Dan biasanya ini masih usia anak – anak sekolah, jadi kebanyakan mereka tidak lanjut sekolah mereka pada akhirnya putus sekolah, sehingga tentunya masa depan mereka pasti kurang baik,”tegasnya.
Pj Bupati Kepulauan Sangihe dr Rinny Tamuntuan juga menandatangani Prasasti Kampung Keluarga Berkualitas, serta menyerahkan secara simbolis makanan tambahan kepada anak-anak yang berdampak kepada kekurangan gizi dan akan mengarah ke stunting.
Pemberian makanan tambahan berupa susu kepada 3 anak dan mereka adalah bayi eklusif dimana mulai dari 0 bulan s/d 2 tahun menyusui ASI, dilanjutkan dengan Peletakan batu dasar untuk pembangunan Balai Rakyat Kampung Balane dan menggunting Pita Rumah Dataku. (Mouren)