MONITORSULUT,MANADO – DPRD Provinsi Sulawesi Utara menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama PT Membagun Sulut Hebat (MSH) untuk membahas perkembangan terkini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Senin (14/04).
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT MSH, Jefferson Lungkang memaparkan berbagai tantangan dan capaian yang telah diraih pihaknya dalam mengembangkan KEK Bitung.
Jefferson menegaskan bahwa PT MSH yang mendapat mandat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk mengelola dan mengembangkan KEK Bitung telah melakukan berbagai upaya maksimal.
Namun, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama dalam merealisasikan pembangunan secara optimal.
“Sejak awal, kami sudah dihadapkan pada tantangan kesiapan lahan. Dari total 534 hektare kawasan yang ditetapkan sebagai KEK, hanya 92 hektare yang dimiliki Pemprov. Sisanya, sekitar 441 hektare, masih milik masyarakat,” ujar Jefferson.
Berdasarkan Detail Engineering Design (DED) dari Kementerian Perindustrian tahun 2015, kebutuhan dana untuk pematangan lahan dengan konsep cut and fill diperkirakan mencapai Rp235 miliar. Hingga tahun 2024, angka ini melonjak menjadi hampir Rp300 miliar karena inflasi, belum termasuk kebutuhan pembebasan lahan masyarakat yang diperkirakan mencapai hampir Rp2 triliun.
Jefferson juga mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 yang melanda pada tahun 2020 sempat menghentikan proyek selama hampir dua tahun, memperburuk situasi finansial perusahaan.
“Pada saat itu, kami menghadapi tantangan yang sangat berat. Ketika mulai bekerja di 2019, pandemi COVID-19 melanda di tahun 2020, membuat semua perencanaan stagnan,” jelasnya.
Meski dihimpit berbagai keterbatasan, PT MSH tidak tinggal diam. Jefferson mengungkapkan bahwa timnya terus melakukan promosi melalui berbagai pameran dan expo investasi untuk menarik minat investor. Dari 80 surat minat yang diterima, hanya 14 investor yang benar-benar bersedia bergabung sebagai tenant resmi KEK Bitung.
Upaya tersebut berbuah hasil manis. Hingga akhir Desember 2024, KEK Bitung berhasil mencatatkan investasi senilai Rp1,84 triliun dan masuk dalam daftar 10 besar KEK dengan perolehan investasi tertinggi di Indonesia dalam Rakornas Semester 1 dan 2 tahun 2024.
“Capaian ini menunjukkan bahwa meskipun dalam keterbatasan, kami tetap bisa mencapai hasil yang membanggakan di tingkat nasional,” tutup Jefferson.
seperti di ketahui KEK ini diusulkan oleh Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang (SHS) di era kepemimpinannya dan telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 pada tanggal 16 Mei 2014
KEK Bitung difokuskan untuk kegiatan pengembangan industri pengolahan perikanan , kelapa dan Farmasi.
Melalui RDP ini, PT MSH berharap masyarakat mengetahui bahwa berbagai terobosan dan inovasi telah dilakukan demi mewujudkan KEK Bitung sebagai kawasan ekonomi unggulan di Indonesia Timur.
(yulia pricilia)