MONITOR Sulut – Kegiatan Pelantikan Pengurus Yayasan Jantung Indonesia Provinsi Sulawesi oleh Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Esti Nurjadin untuk masa Bakti 2021-2026 yang dihadiri Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs. Steven O.E Kandouw, Kamis (22/09/2022).
Wagub Kandouw memberikan apresiasi pada YJI dengan tujuan luhurnya yaitu untuk membantu Pemerintah, membantu masyarakat untuk selalu mengingatkan agar melakukan pola dan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari adanya penyakit jantung.
” Dari 2,6 juta penduduk di Sulawesi Utara, masalah penyakit diabetes melitus nomor satu, hipertensi masuk 3 besar dan penyakit jantung juga masuk 3 besar, dengan kata lain seperti target bapak presiden tahun 2025 Indonesia sehat, kita disini harus kerja keras, karena untuk beban satu Indonesia oleh BPJS dalam masalah sakit jantung itu 9 miliar,” tukas Kandouw
Menurut Wagub Kandouw seluruh komponen masyarakat, seluruh stekholder kesehatan harus bersama-sama terlibat dalam menyampaikan bahwa perlunya kita dalam beraktivitas menerapkan pola hidup yang sehat.
Sebelumnya Ketua YJI Cabang Sulut, dr Kartika Devi Tanos, MARS yang baru dilantik menuturkan bahwa akan siap mengkampanyekan program kesehatan jantung dan pembuluh darah kepada masyarakat melalui panca usaha jantung.
“Kami akan mengkampayekan program kesehatan jantung dan pembulu darah untuk menekan angka kasus penyakit jantung, di daerah ini,” tegasnya.
Ia percaya dengan adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, maka dapat menggerakan peningkatan kinerja kesehatan untuk menekan angka penyakit jantung di Sulut sesuai dengan visi dan misi YJI pusat.
“Sinergitas dengan pemerintah akan selalu berjalan. Yayasan jantung indonesia adalah mitra pemerintah dalam mengembangkan program pembangunan dan kesejahteraan kesehatan,” tutur dr Kartika Devi Tanos, MARS, yang juga Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (DP3AD) Provinsi Sulut ini.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin dalam sambutannya menceritakan awal mula berdirinya YJI dimana ada seorang anak bernama Dewi Sartika yang memerlukan alat pacu jantung dengan keterbatasan dana yang ada terpaksa para dokter bersepakat mengumpulkan dana yang dibantu oleh segenap donatur.
“Sejak itulah mereka memikirkan bagaimana anak-anak lain jika memiki penyakit seperti Dewi Sartika, kekurangan dana dari situlah mereka memutuskan untuk membentuk Yayasan Jantung Indonesia,” ungkap Esti Nurjadin.
” Seiring dengan perkembangan zaman kita sudah memiliki BPJS kita tidak hanya mengurusi bantuan kuratif saja, sebaliknya di situ kita hadir bersama masyarakat untuk menurunkan angka penyakit jantung, Karena sudah diketahui mayoritas penyakit jantung koroner lebih dari 80% bisa dihindari karena itu merupakan penyakit lifestyle,” tutur Esti. (**/Stv)