MONITOR Sulut – Kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Sulut lewat tim satgas Pangan RI masih menemukan beberapa komoditi terjadi kenaikkan harga eceran tertinggi (HET) seperti beras dan telur ayam namun stock masih tersedia. Hal ini diungkapkan Yudhi Harsatriadi Sandyatma Direktorat SPHP, NFA salah satu tim satgas pangan.
Lanjut Yudhi dalam kegiatan Monev didampingi Kadis Pangan Sulut Roike Kodoati dan instansi terkait seperti kunjungan pertama ke retail dilakukan ke Indogrosir Manado, adapun hasilnya
1. Harga beras premium di Indogrosir secara umum stabil dan di bawah HET sesuai Permendag No. 57 Tahun 2017 yaitu sebesar Rp 12.800/kg atau Rp 64.000/5 kg. Bahkan untuk merek Dua Merpati seharga Rp 11.800/kg yg dikemas dalam 10 kg.
2. Harga gula stabil diangka Rp 13.500/kg.
3. Harga Minya kita seharga Rp 14.000/liter. (Stok kosong, masih dalam proses pengiriman)*
4. Harga telur mencapai Rp 35.500/kg di atas Het Rp 27.000 / kg ,terjadi selisih harga Rp 8.000, hal ini terjadi karena harga dari suplier sudah tinggi sehingga menyesuaikan. (Perlu pengecekan oleh Tim esok hari di suplier).
5. Ketersediaan bahan pangan pokok di Indogrosir cukup dan tidak terkendala.
Lanjut Yudhi dalam kunjungan ke-2 ke retail fresh market, hasil kunjungan
1. Harga beras premium di Fresh Market jauh lebih mahal dibandingkan Indogrosir meskipun masih terdapat harga beras sesuai HET.
Tercatat beberapa merek diatas HET sesuai Permendag No. 57 Tahun 2017 yaitu sebesar Rp 12.800/kg atau Rp 64.000/5kg. Seperti merek Dua Merpati seharga Rp 28.600/2kg.
2. Harga gula pasir curah diangka Rp 13.500/kg sedangkan kemasan Rp 14.000/kg
3. Harga minyak termurah seharga Rp 14.500/liter
4. Harga telur mencapai Rp 22.900/10 butir atau Rp 35.200/kg hal ini terjadi karena harga dari suplier sudah tinggi sehingga menyesuaikan. ( Tim besok akan melakukan pengecekan ke suplier)
5. Tim melakukan sosialisasi dan peneguran kepada manajemen Fresh Market utk mengendalikan harga agar tidak terjadi lonjakan yg begitu besar dengan berkoordinasi dengan Bulog setempat untuk memperoleh harga yg murah.
6.Ketersediaan bahan pangan pokok di fresh market cukup dan tidak terkendala.
Dihari kedua melakukan kunjungan ke pasar bersihati dan coffe morning dengan pelaku pasar secara on the spot. Kemudian Kunjungan ke Manguni distributor besar telur di Manado dan kunjungan ke Bulog sulutgo di Bitung.
Dijelaskan Yudhi bahwa khususnya beras dan telur ini mengalami kenaikan harga, memang bukan karena faktor ketersediaannya tetapi memang para pelaku usaha ini memanfaatkan momentum natal dan Tahun Baru.
” Nah ini juga kami sudah menghimbau mulai dari tingkat produsen kemudian distributor dan juga ritel hingga ke konsumen utamanya di pasar-pasar tadi juga menyampaikan bahwa momentum Natal dan tahun baru ini tidak seharusnya dimanfaatkan untuk menaikkan harga,”jelas Yudhi.
Ditambahkannya pula, terkait anggaran , sebagai lembaga baru Badan Pangan Nasional tentunya memperhatikan potensi penambahan anggaran khusus Sulut sehingga bisa digunakan dan dimanfaatkan dengan baik.
Namun Yudhi memuji Pemprov Sulut dibawa kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw yang mempunyai sebutan populis ODSK bersama timnya yang dipimpin Kadis Roike mampu menekan inflasi jelang natal serta stock yang tersedia, namun tetap diperlukan pengawasan ketat agar harga bisa dikendalikan sesuai HET.
Ditambahkan Yudhi, Tim Monev Terpadu pusat terdiri dari, Kbp iksantyo bagus pramono (Satgas Pangan Polri, Kasubsatgas Distribusi), Pradi Wihantoro (Ditjen PKH Kementan) dan Yuliana Margareta (Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kemendag). (Stv)