Ini Penjelasan Pihak Puskesmas dan Kadinkes Ratuliu Tentang Tudingan Pembiaran Pasien

berita terbaru, Mitra203 Dilihat

MONITOR SULUT, Mitra – Terkait penanganan pasien atas nama Kifli Tangel (6), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dipimpin dr Helny Ratuliu, bersama Kepala Puskesmas Tombatu Dintje kojong, Kepala Puskesmas Silian Raya dr Diana Taroreh, dan dokter serta petugas medis yang menangani pasien tersebut menggelar konferensi pers, Senin (18/07) bertempat di ruang rapat Sekretaris Daerah.

Kepala Dinas Kesehatan dr Helny Ratuliu bersama Kepala Puskesmas Tombatu dan dokter jaga saat pasien di bawah ke Puskesmas Tombatu pada 13 Juli 2022, memberikan penjelasan terkait pelayanan hingga penanganan yang dilakukan kepada pasien Kifli Tangel (6).

Saat pasien tiba di Puskesmas Tombatu, petugas medis bersama dokter jaga langsung memberikan pelayanan dan pemeriksaan kepada pasien di tempat tidur atau bad UGD. Ketika diobservasi saat itu pasien mengalami deman, mual, mutah dan gelisah. Dari hasil observasi berdasarkan gejala yang dirasakan pasien, petugas medis kemudian memberikan obat.

Setelah dilakukan tindakan medis termasuk memberikan obat, pasien tidak ada perubahan dan semakin menunjukan kegelisahan. Petugas medis kemudian menyakan kepada orang tua apakah pasien sebelumnya tidak pernah digigit anjing. Dari siru orang tua pasien mengatakan bahwa beberapa waktu sebelumnya pasien pernah digigit anjing namun belum sempat disuntik karena saat itu kehabisan stok vaksin di Puskemas Silian.

Pada saat itu, kondisi pasien semakin menunjukan kegelisahan, kemudian oleh orang tua (ibu) yang tidak kuat melihat kondisi anaknya mangangkat/memeluk pasien dari tempat tidur/bed UGD dan membawa pasien ke luar dari ruang UGD.

Ketika berada di luar UGD pasien semakin menunjukan kegelisahan dan terus merontak (seperti menahan sakit). Orang tua pasien pun tak bisa lagi menangi dan meminta bantuan petugas medis. Disaat itu demi keamanan pasien yang sudah tidak bisa lagi dikendalikan, atas permintaan orang tua untuk membantu petugas berinisiatif untuk mengambil kain has kemudian mengikatkannya ke tangan dan kaki pasien. Setelah itu kemudian pasien di rujuk ke RSUD Noongan.

Pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan, bahwa penangan yang dilakukan kepada pasien sudah sesuai dengan standar pelayanan yang ada di Puskesmas. Adapaun ketika pasien diikat, itu secara inisiatif dilakukan petugas mediss karena permintaan orang tua untuk membantu. Dan cara itu dilakukan demi keamanan pasien termasuk orang tua dan petugas medis. Adapun bahan yang diikatkan kepada pasien itu bukan bahan yang akan membuat luka tetapi kain has. Intinya demi kemanan pasien apalagi berada di Puskesmatas Tombatu yang lokasinya berada di atas gunung.

Kesempatan ini juga kami perlu menjelaskan, bahwa pihak petugas kesehatan dari Puskesmas Tombatu tidak pernah memngeluarkan vonis bahwa pasien tersebut mengidap rabies. Catatan media yang dikeluarkan pihak Puskesmas Tombatu melalui dokter jaga dan petugas emdis adalah dengan diagnosa rujukan yaitu Suspek Rabies. Selanjutnya setelah di rujuk ke RSUD Noongan, diagnosa dokter menyebutkan pasien Rabies.

Terkait dengan video yang beredar, kami perlu menegaskan bahwa itu bukan video dari tenaga medis. Artinya pihak Puskesmas tidak pernah menyebarluaskan video yang memperlihatkan kondisi pasien yang saat itu berada di lantai, diikat dan dalam kondisi yang memperihatinkan. Sebab petugas medis selama pasien berada di Puskesmas Tombatu dalam waktu kurang lebih 1 jam 30 menit berusaha memberikan pelayanan yang maksimal.

Demikian keterangan yang dapat kami sampaikan, atasnya diucapkan terima kasih.

(***/Jw)