Ini Penjelasan RSUP Kandou Terkait Tudingan MengCovidkan ibu dan Bayi Meninggal

MONITORSULUT,MANADO – Pihak Keluarga Meslinda Liu menyalahkan RSUP Kandou dan dituduh lalai dalam penanganan dan mengcovidkan ibu dan bayi, sehingga meninggal usai persalinan.

Ini penjelasan rumah sakit kandou melalui Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang
dr.Jeheskiel Panjaitan, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pelayanan sesuai standar yang ada dan tetap mengikuti Protap.
“Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien Covid-19, rumah sakit memegang teguh dan melaksanakan pelayanan kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan pihak berwenang lainnya,” ujarnya

Sementara Koordinator Pelayanan Medik dan Keperawatan dr.Hanry A T P Takasenseran dan juga Juru Bicara RSUP Kandou menyampaikan terkait viralnya pelayanan rumah sakit kandou yang mengcovidkan Pasien tidak berdasar karena pihak rumah sakit selalu mengikuti aturan yang berlaku dan sesuai dengan ketentuan.
Pasien pada saat dirujuk ke rumah sakit kandou sudah terkonfirmasi positif sehingga pihak RSUP Kandou langsung menempatkan Pasien diruangan isolasi dan sesuai protap,keluarga tidak bisa masuk jika pasien sudah berada diruang isolasi.
“Sesuai dengan data rujukan dari RS Walanda Maramis Pasien reaktif yang artinya positif, jadi langsung ditempatkan diruang isolasi”,ujar dr Hanry.

Disisi lain dr Jois Sondakh, SpoG sebagai Dokter penanggung jawab pasien pada saat itu menjelaskan kronologis penanganan Pasien yaitu

Sekitar Pukul 17:00 ( Jam 5 sore) pasien datang dengan membawa rujukan dari RS Walanda Maramis dengan diagnosa hamil Pertama umur 27 tahun dengan riwayat gawat janin dan hasil antigen reaktif atau positif.

“Setelah tiba RSUP Kandou, dengan hasil rujukan itu ,kami tidak melakukan swab lagi sehingga langsung ke isolasi dan sampai didalam bidan yang menerima langsung mendengar denyut jantung bayi sudah tidak ada”,ujar Sondakh

Sembari menambahkan bahwa setelah diperiksa oleh Bidan dan melaporkan ke Dokter residen langsung melakukan pemeriksaaan tapi pasien belum siap, sehingga membutuhkan kurang lebih 2 jam untuk berkomunikasi dengan pasien dan pihak keluarga.
“Kurang lebih ada dua jam ibu tidak mau melakukan tindakan di sela-sela itulah menurut kami pasien teriak2 pada keluarga lewat Voice Note”,katanya.

Setelah keluarga setuju Dokter residen melakukan pemeriksaan Usg dan memang benar jantung bayi sudah tidak bergerak.

Sebagai Dokter Penanggung jawab Pasien saat itu, dan melihat laporan dari Dokter Residen, jadi saya menyampaikan untuk melahirkan biasa dengan melakukan rangsangan sesuai dengan protokol, dan itu di mulai Sekitar pukul 22:00 (jam 10 malam).

Menurut dr Jois Syarat operasi akan dilakukan jika bayinya melintang atau ada gangguan lain,tapi karena tidak ada jadi melahirkan normal.

Pada pukul 04.00 hasil Laboratorium keluar dan hasilnya ada gangguan di paru-paru,gangguan ginjal dan foto toraks ada gangguan

Pukul 5.40 pembukaannya sudah lengkap dan 25 menit kemudian bayi lahir berarti proses persalinan bayi jam 6.05 dengan berat 3.400 kg panjang 50 cm dan bayi sudah dalam keadaaan mesterase artinya sudah lama meninggal di dalam rahim

Setelah persalinan,Pasien dalam keadaan normal dan baik, belum ada tanda – tanda sesak.

Pada Pukul 07.00 kita melakukan konsul ke penyakit dalam karena kami kerjanya team dan saling berkoordinasi, sesuai dengan konfirmasi dari bagian penyakit dalam bahwa Pasien adalah positif covid 19 berat dan ini diagnosanya ada gangguan ginjal akut dan kadar elektolitnya menurun.

Sekira Pukul 08.00 Pasien mengeluh sesak dan kami langsung mengambil tindakan dengan memberikan Oksigen.

Pukul 08.15 pasien sesak menurun lagi saturasi oksigennya drop, kami langsung konsul ke Palma tapi belum sempat pindah pasien drop, kami langsung melakukan  pacu jantung atau defribrilator tapi pasien sudah tidak bisa tertolong lagi , kami Menyatakan Pasien meninggal pada jam 10.30 dengan gawat nafas akut akibat covid 19.

” Itulah kejadian klinis dari ibu Maslinda Liu dan semua rekam medisnya ada, kami bisa mempertanggjngjawabkan itu semua”,ujar dr Jois menjelaskan.

Seperti diketahui Dilihat dari unggahan akun Facebook Thia Liu Ada beberapa foto dan narasi terkait pelayanan rumah sakit yang disebutnya tidak maksimal hingga dia harus kehilangan kakak dan keponakannya yang baru lahir. (team)